Thursday, January 21, 2010

Hujan dan Kebahagiaan Yang Terlupa

Ketika hujan mulai sering mengguyuri kotaku, mataku mulai nanar menatapi jalanan dari balik pintu tempatku mencari uang, Kalo ujan gini mah usaha juga pasti mengalami imbas, siapa sih yang mau ujan-ujan keluar, seandainya bisa mungkin aku juga akan memilih untuk tidur sambil nonton sidang pansusnya elite DPR di rumah dari pada disini. Yah hujan kali ini lumayan deras, Pikirankupun kembali ke masa-masa ketika saya masih belum memikirkan tentang tagihan listrik, tagihan speedy dan tagihan sewa kontrakan dan bermacam tagihan lainnya, ya masa yang saya isi dengan kegembiraan dan kebahagiaan.

Mungkin waktu itu umurku 9 atau 10 tahun, aku tidak ingat persis. Tetapi yang aku ingat adalah setiap hujan turun di sore hari, itu berarti satu. Ambil bola plastik, dan mulai berlari ke tanah lapang. Disana teman-teman sudah menunggu, sambil berteriak-teriak, mulai membagi kelompok, mesti kadang timbul perselisihan kecil ketika anak-anak yang pintar main bola memilih dengan mereka yang pintar Hehehehe... Tetapi toh masalah itu juga gak bertahan lama, ketika kick-off sudah mulai, dengan semangat 45 kami menendang bola, tanpa pola serangan ataupun pola defense, bahkan tidak ada istilah offside. Hohohoho..... Semakin deras hujan yang mengguyur, maka semangat kami semakin besar untuk melesakkan bola ke gawang lawan. Meskipun sudah dibagi kelompok teman dan lawan, tetapi kebanyakan dari kami adalah semua lawan Hehehe, saya lah yang harus mengeggolkan bola itu ke gawang.

Akhh.. senangnya masa itu, kebahagiaan dalam tawa riang, kami bener-bener bahagia. Kembali pikiranku menganalisa, kupaksa kenanganku melompat seolah mesin waktu ketika saya sudah mulai menginjakkan bangku kuliah, Tawa riang itu masih sama kurasakan, lebahagiaan itu juga masih bisa kurasakan, tetapi bedanya disini aku harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkannya, ketika aku tertawa dibawah kilatan lampu disco dari sebuah discotic, hampir tiap malam aku tertawa disana, aku bahagia disana, tetapi itu berarti untuk tertawa aku memerlukan uang yang sangat banyak..... Aku terhenyak, Bahkan ketika ku kecil aku tidak perlu memerlukan uang untuk merasakan bahagia. Akhhhh entahlah........

Dan sekarang, ketika aku semakin tenggelam dalam pikiran tentang uang, uang dan uang, aku merasakan sedikit kekurangan, Yah, mungkin kebahagiaan akan aku dapatkan setelah aku menemukan seseorang yang tercipta dari tulang rusukku :) entahlah.......

Artikel Lainnya :

No comments:

Post a Comment

Trafick Blog Menurun ? Ayo Semangat Ngeblog lagi

Halo kawan kawan semuanya, lama sudah tidak update blog penghasil uang ini, rasanya pengen deh nulis lagi di blog ini, tapi kalau melihat se...