Setelah kemaren saya menuliskan cara bisnis agar berhasil untuk pemula, kali ini masih berhubungan dengan bisnis saya menulis tentang Disiplin menggapai balik modal atau saya biasanya menyebutnya dengan BEP. Dalam memulai sebuah bisnis, tentu saja kita memerlukan modal. Modal tersebut bisa diambil dari utang bank, uang pribadi atau donatur. Perhitungan menggapai balik modal sangat penting, kita harus menargetkan mau berapa tahun kita bisa balik modal. Mungkin ini tidak berlaku untuk bisnis jualan. Karena menurut teman saya sekali kita memutuskan untuk berjualan maka kita tidak bisa berhenti berjualan kalau tidak mau modal kita berbentuk barang. Karena bisanya jika kita berjualan seperti baju baju, maka kenaikan signifikan adalah berupa penambahan jumlah barang yang kita miliki. Jika kita memutuskan berhenti maka, kita masih memiliki stok barang, yang mungkin akan menjadi uang semuanya jika kita membanting harga atau menjual secara keseluruhan kepada teman. Namun jika mungkin usaha kita memerlukan modal barang produksi seperti mesin cetak, mesin press, mesin cutting maka kia harus menghitung waktu BEPnya.
Beberapa waktu yang lalu, saya memutuskan untuk mencoba membuka cetak undangan. Namun saya memutuskan untuk mencari orang yang mau investasi untuk latihan saya. Akhirnya saya menemukan seorang teman yang mau menginvestasikan sebuah printer second epson dengan harga 1.500.000, saya bilang kedia, kira kira satu tahun bisa BEP, dan alhamdulillah 6 bulan ini dengan menaruh sebuah printer di cetak undangan saya, dia sudah mendapatakn uang kira kira satu juta dalam kisaran waktu 6 bulan, dan itu berarti hanya kurang 500 ribu lagi dia sudah BEP. Dan setelah BEP jika printernya masih bekerja, maka dia tinggal mendapatkan keuntungan dari investasinya tersebut. Ini hanya contoh kecil perhitungan bisnis cetak undangan rumahan dengan sistem join. Pada awalnya saya memberikan 200 rupiah per lembar undangannya sebanyak 3500 lembar, dan berikutnya 100 rupiah perlembarnya.
Nah untuk memperkirakan BEP ini kita harus teliti, jangan sampai modal barang kita rusak dan kita belum mendapatkan pemasukan sebesar modal yang kita keluarkan untuk membeli barang tersbut, karena itu berarti kita rugi. Harapan kita tentu saja jika modal barang produksi yang kita gunakan rusak, maka dari usaha kita, kita sudah memiliki uang yang bisa kita gunakan untuk membeli yang baru. Jadi ternyata untuk memberikan harga kepada konsumen kita, maka nilai pertimbangan BEP tadi juga harus kita perhituungkan.
Nah untuk memperkirakan BEP ini kita harus teliti, jangan sampai modal barang kita rusak dan kita belum mendapatkan pemasukan sebesar modal yang kita keluarkan untuk membeli barang tersbut, karena itu berarti kita rugi. Harapan kita tentu saja jika modal barang produksi yang kita gunakan rusak, maka dari usaha kita, kita sudah memiliki uang yang bisa kita gunakan untuk membeli yang baru. Jadi ternyata untuk memberikan harga kepada konsumen kita, maka nilai pertimbangan BEP tadi juga harus kita perhituungkan.