Menulis bukanlah sesuatu yang sulit, meskipun demikian menulis tidaklah sangat mudah, ada pesan yang harus disampaikan dalam sebuah tulisan, dan pesan tersebut harus diterima oleh para pembaca sesuai dengan maksud pesannya, jadi tidak ada bahasa diplomatis untuk menafsirkan sebuah tulisan.
Menyampaikan pesan melalui tulisan akan bisa dilakukan jika tulisan kita bisa menyentil perasaan pembaca kita. Mungkin disini adalah saya sebut dengan penyamaan frequensi, dimana tulisan kita akan mengajak pembaca kita untuk masuk kepada frequensi yang kita tetapkan, ketika kita menulis tentang sesuatu yang menyedihkan, maka pembaca akan berlinangan air mata membacanya, atau ketika kita menulis tentang hal yang lucu, maka pembaca kita akan tertawa terbahak bahak.
kekuatan sebuah tulisan terletak pada beberapa kata pertama dalam tulisan kita, banyak orang yang membaca beberapa paragraf kemudian pergi karena tulisan kita tidak bisa merangkul dan memeluk pembaca, menahannya jangan pergi, dan mengajaknya untuk terus membaca tulisan kita.
Banyak orang menulis dengan gaya idola penulis mereka, namun pada kenyataanya mereka tidak bisa memainkan efek sentimen pada masing masing orang. dimana orang tumbuh dan berkembang dengan pola lingkungan hidup yang berbeda beda. Tentu saja ini akan membuat penerimaan yang berbeda.
Sentuh hati pembaca ! itu yang harus dilakukan oleh kita yang mencoba menulissebuah cerita atau informasi, ini berfungsi untuk menumbuhkan sifat ke kepoan manusia, sehingga mereka akan tetap berada di depan tulisan kita. Tidak perlu tips maupun triks, yang dilakukan adalah sebuah pengenal humanisme yang dalam untuk menyentuh hati seseorang. Tidak perlu mencari keuntungan apa yang didapat ketika kita bisa menyentuh hati pembaca kita, yang perlu kita lakukan adalah tetaplah menulis dan mengajak pembaca kita masuk kedalampesan yang akan kita sampaikan.
Biarkan tulisan kita menjadi sebuah ruang bertemunya antara penulis dan pembaca, sehingga pembaca dengan jelas merasakan emosi penulis, pembaca dengan jelas menerjemahkan pesan yang disampaikan oleh penulis, sehingga ketika pembaca selesai membaca tulisan kita, merekaternyata telah memasuki sebuah ruangan yanag di sebut dengan ruang pemahaman, dan mereka menemukan sendiri apa yang kita sampaikan. Buklah pintu itu melalui tulisan kita, ajaklah masuk pembaca tersebut hingga mereka melihat apa yang kita lihat, mereka tahu apa yang kita tahu dan mereka merasakan apa yang kita rasakan.
Tentu ini adalah sebuah hal yang berat, dimana kita harus mengajak se seorang untuk memasuki sebuah ruangan hingga dia menemukan bahwa 2dikalikan 2 adalah empat, bukan karena kita mengajari mereka, namun mereka telah mampu dan memasukinya serta bertemu dengan pemahaman itu sendiri.